Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Terjebak Pembangunan Instan

Di negara-negara berkembang saat ini, sedang berupaya keluar dari permasalahan ekonomi, agar bisa   menggerakkan pembangunan negaranya. Mendorong investasi dari negara-negara maju, menjual sumber daya alam yang bisa dieksplor untuk meningkatkan devisa negara dan alternatif lainnya adalah meningkatkan hutang negara. Pembangunan memang membutuhkan ‘ money ’. Kira-kira begitulah paradigma yang sudah ada. Namun dalam kondisi yang berat, kita harus menggunakan akal pikiran kita untuk mencari berbagai solusi. Permasalahan kita terkadang selalu ingin cepat-cepat tanpa ingin dan mau melewati proses. Proses dalam pembangunan adalah sebuah keniscayaan yang wajib dilalui dengan kesabaran penuh. Indonesia terus melakukan ‘kerja kerja kerja’ untuk bisa bersanding dan bersaing dengan negara-negara maju. Dari segi volume ekonomi Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata, jumlah penduduk dan masyarakatnya yang konsumtif, merupakan kekayaan alami dan sekaligus kelemahan jika tidak dikelola

Adaptasi Lingkungan dengan Bangunan Panggung dan Folder

Disini sengaja tidak disebut rumah panggung, karena penggunaan rumah panggung memiliki arti yang lebih sempit dari pada bangunan. Kata bangunan akan mencakup semua objek yang berdiri di atas (permukaan) bumi yang dapat ditempati oleh manusia. Bangunan bisa berupa gedung, toko dan rumah itu sendiri, mulai dari yang bertingkat rendah sampai tinggi. Di Banjarmasin, sebagian besar rumah sebenarnya sudah bangunan panggung. Terlihat jika kita berkunjung di sekitar kawasan kota tua, daerah sepanjang sungai Kuin sampai dan sungai Martapura, terlihat jelas karakter rumah panggung. Penggunaan rumah panggung, selain sebagai adaptasi lingkungan dengan kondisi air pasang dan surut serta mudahnya bahan kayu di dapat, juga disebabkan oleh harga yang lebih murah (dulu: sebelum kayu langka akibat illegal logging ) dibandingkan bahan bangunan lainnya. Aplikasi bangunan tanpa panggung adalah karya cipta 'baru' di Kota Banjarmasin, oleh pendatang dari luar kota atau pulau Kalimantan, yang membaw

Parkir Sebagai Fungsi Pelayanan dan Potensi Investasi

Parkir merupakan salah satu elemen kota, dan menjadi utilitas kota. Parkir menjadi simpul dari sistem jaringan transportasi kota. Kebutuhan parkir biasanya dilatarbelakangi adanya simpul kegiatan atau aktivitas masyarakat yang terjadi disuatu tempat, seperti pasar, terminal, stasiun, pelabuhan, kantor, atau acara-acara tertentu yang dilakukan secara berkala seperti pameran, konser musik atau pertandingan olahraga. Terjadinya pusat-pusat kegiatan yang mengumpulkan orang banyak membutuhkan pengaturan parkir yang baik. Kebutuhan akan keamanan, kenyamanan dan perlindungan dari panas dan hujan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mecari tempat parkir. Semakin meningkatnya pengguna kendaraan bermotor, baik roda 2 dan roda 4, menuntut bertambahnya lahan kota untuk dijadikan tempat parkir. Tapi kondisi demikian biasanya terkendala atas minimnya ruang-ruang kosong dipusat kota untuk dijadikan tempat parkir. Dibeberapa kota besar, misalnya Jakarta, tempat parkir vertikal telah dipilihan d

Banjir Banua Berlanjut, Pembangunan Berkelanjutan Terabaikan

Gambar
PEMANASAN global adalah peningkatan suhu permukaan rata-rata Bumi yang luar biasa cepat selama satu abad terakhir. Suhu permukaan rata-rata global naik 0,6 hingga 0,9°C antara 1906 dan 2005, dan tingkat kenaikan suhu hampir dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Kondisi ini memicu perubahan iklim. Peningkatan suhu global meningkatkan risiko kekeringan dan meningkatnya intensitas badai, termasuk siklon tropis dengan kecepatan angin yang lebih tinggi, monsun Asia yang lebih basah. Di banyak negara telah terjadi dampak bencana pemanasan global dan perubahan iklim. Peningkatan curah hujan, dan musim kemarau panjang telah menyebabkan banjir dan kekeringan di beberapa negara. PERUBAHAN iklim telah meningkatkan kesadaran dunia untuk menjaga keberlanjutan, dan membuktikan kebenaran dokumen ”Our Common Future” in 1987 by The World Commission on Environmental and Development (WCED), sebuah lembaga yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (baca:Report of the World Commissi

Pemko Layani 335 Pengaduan Online, Akbar Rahman : Banyaknya Pengaduan Bukan Standar Baiknya Layanan Publik

Gambar
BANJARMASIN, BBCOM  – Dirilis 2017, sistem pengaduan layanan online yang dikelola oleh Humas dan Protokol Setda kota Banjarmasin. Hingga kini terus berusaha memberikan pelayanan publik maksimal kepada masyarakat. Keseriusan Pemko Banjarmasin itu, dapat dilihat dari banyaknya sistem pelayanan publik berbasis data online yang telah diciptakan. Satu diantaranya sistem pelayanan pengaduan online.  Ya, sampai sekarang telah menerima pengaduan secara online sebanyak 368 laporan. Dari jumlah tersebut, hingga akhir tahun 2017 lalu laporan yang telah terlayani sekira 335. Sisanya, terpaksa tidak bisa terlayani lantaran si pengadu tidak menyertakan identitas lengkap saat melapor. Hal tersebut dikatakan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina saat kegiatan Forum Konsultasi Publik, di Aula Kayuh Baimbai, pada Rabu (04/7/2018). Dalam kegiatan yang dihadiri langsung oleh Kabid Koordinasi Pelaksanaan Evaluasi Pelayanan Publik Wilayah II, Kedeputian Bidang Pelayanan Publik, Kementerian P

Banjarmasin Tembus Tujuh Besar Most Livable City versi IAP

Gambar
Banjarmasin, BBCom - Kabar menggembirakan datang dari Pemerintah kota Banjarmasin khususnya dari Walikota Ibnu Sina karena pada hari Selasa (30/01), kota Banjarmasin termasuk dalam tujuh kota kategori Most Livable City Index di atas rata-rata, dengan Indeks 65,1. (Info Grafik mengenai Indonesia Most Livable City Index 2017/beritabanjarmasin.com) Most Livable City Index adalah Indeks kenyamanan kota. Dengan karakter Kelokalan yang kuat dan preservasi karakteristik tradisional yang kental. Indeks yang dirilis oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) di Kementerian Agraria dan Tata Ruang di Jakarta. Kota-kota tersebut adalah Solo, Palembang, Balikpapan, Denpasar, Semarang, Tanggerang Selatan, Banjarmasin, Pekalongan, Bandung, Jogjakarta, Malang, Surabaya, Bogor, Palangka Raya, Jakarta,dan Manado. IAP sudah memulai riset sejak tahun 2009 di 12 kota di Indonesia hingga pada tahun 2017 yang cakupannya sampai 19 provinsi dengan 26 kota se Indonesia.  Den

Belajar dari Jepang, Begini Harusnya Warga Urban Banjarmasin Kelola Kantong Plastik

BANJARMASIN, BBCOM - Isu lingkungan sekarang menjadi salah satu isu yang paling banyak di perbincangkan selain isu energi. Oleh karenanya dalam rangka menjaga Bumi dari kerusakan hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan pengelolaan kantong plastik yang baik. Penggunaan kantong plastik memang banyak mendatangkan kerugian. Ya, Kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri menjadi faktor utama dalam hal pengendalian kantong plastik. Di Banjarmasin sendiri, pelarangan penggunaan plastik untuk toko modern dan ritel sudah tertuang dalam Peraturan Walikota nomor 18 tahun 2016. Hal ini, diyakini dapat menekan kerugian yang diakibatkan penggunaan kantong plastik di masyarakat perkotaan. Menurut Akbar Rahman, Dosen Teknik Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat mengungkapkan, ada perbedaan dalam penanganan kantong plastik di negara maju seperti Jepang. "Di Jepang penggunaan plastik tidak jadi masalah, karena pengelolaan sampah plastik sudah berjalan

Masalah Perkotaan: Macet, Duta Mall Banjarmasin Mau Ditutup?

BARU-baru ini Transmart diresmikan di kompleks pertokoan modern terbesar di Banjarmasin. Tepatnya satu minggu sebelum umat muslim merayakan Idul Fitri 1439 Hijriyah atau tahun 2018. Pada awalnya saya tidak kaget membaca berita bahwa keberadaan Transmart baru itu membuat Duta Mall macet, bahkan hingga di luar kawasan Duta Mall. SEBAB hal itu sudah biasa terjadi. Jika ada mal atau pertokoan baru pasti selalu dipadati oleh pengunjung, apalagi moment ini berdekatan hari lebaran. Namun yang mengejutkan bagi saya adalah adanya pernyataan Kapolda Kalsel untuk menutup Duta Mall. “Saya bisa saja menutup kalau begini caranya. Kapan dibangunnya tidak ada koordinasi, tahu-tahu dapat undangan pembukaan”, kata Brigjen Pol Rachmat Mulyana yang dikutip dari jejakrekam.com . Dan ini juga menjadi pemberitaan di media-media lokal. Duta Mall Banjarmasin yang resmi buka pada tahun 2007, hingga saat ini merupakan mall terbesar di Kalimantan Selatan. Keberadaannya belum bisa ditandingi

Taman, Penghijauan dan Sungai

PENELITIAN kenyamanan kota menarik untuk dikupas, agar kita tidak salah kaprah dalam memahami pentingnya green city. Berbagai penelitian tentang kenyamanan kota yang berkaitan tentang aspek fisik pembentuk kota telah dilakukan. Urban Heat Island (UHI) dalam suatu kota benar-benar terbukti adanya. Seperti yang pernah dibuktikan melalui pengukuran termal oleh G. J. Steeneveld, dkk (2011) di Kota Nederlands, dan telah dipublikasikan di Journal Geophysical Research Atmospheres. TEORI ini disebutkan dalam buku Heating, Cooling, and Lighting oleh Norbert Lechner (2005). Berbagai pembuktian tersebut menyimpulkan bahwa nilai UHI menunjukkan adanya perbedaan signifikan terhadap termal kawasan urban dan rural. Semakin ke pusat kota maka termal semakin tinggi termalnya, atau semakin panas. Namun ada fenomena menarik pada skala kota tertentu (bagian kota) memiliki termal yang lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya. Penelitian membuktikan bahwa hal ini disebabkan ‘adanya’ ruang

Dari Paris ke Jembatan Pelangi Banjarmasin

PERJALANAN dari kota ke kota adalah hal yang mengasyikkan bagi seorang traveller, menikmati sesuatu yang berbeda dan menemukan sesuatu yang baru merupakan kepuasan yang tak ternilai. Nilai jual sebuah kota bagi wisatawan terletak dari kekhasannya, yang tidak ditemukan di tempat lain. JIKA kita membaca pengalaman perjalanan wisatawan yang menyusuri objek wisata di kota-kota Asia dari Singapura, Malaysia, Seoul dan kota-kota di Jepang, misalnya, hal yang paling mendukung bagi wisatawan adalah moda transportasinya. Destinasi objek wisata begitu mudah dan ‘conected’ cukup dibantu google map, kita sudah bisa menjelajah ke tujuan yang kita kehendaki. Para wisatawan dengan mudah menggunakan subway. Demikian pula di kota-kota Eropa, moda transportasi menjadi point utama untuk melayani wisatawan. Di Luxembourg, negara terkecil di Eropa yang diapit oleh Jerman, Belgia dan Perancis, lebih mengandalkan Bus sebagai moda transportasinya, karena daerahnya yang berbukit-bukit dan

Pelangi Jembatan Merdeka, Lunturkan Integritas Kota

WARGA Kota Banjarmasin kembali dikejutkan dengan langkah yang diambil oleh pemerintah kota yang mencat warna-warni Jembatan Merdeka. Bukan pertama ini saja, warga kota ‘berpolemik’ dengan pemerintah kota berkaitan dengan ruang publiknya. USAI patung Bekantan yang memberi kesan mirip konsepnya dengan patung Merlion di Singapura yang mengelurakan air dari mulut singanya. Pun, begitu patung Bekantan ini juga mengeluarkan air dari mulutnya dan diletakkan di tepi  Sungai Martapura. Selanjutnya patung ‘Iwak Kalabau’ yang tiba-tiba diabadikan di persimpangan jalan, untuk mengenang keberadaannya ‘dulu’ di Kota Seribu Sungai ini. Sepertinya Banjarmasin belum belajar dari kedua fenomena pembangunan ruang kota sebelum-sebelumnya. Ruang kota terasa milik individu. Warga kota hanya dijadikan penonton, dan dipaksa menikmati. Perancangan kota yang mengakar ke akar rumput menjadi sangat jauh, bahkan tidak ada. Untungnya, warga masih bisa bersuara di media-media sosial mengutarakan