Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 2, 2012

BPS: Kalimantan Penduduk Miskinnya Sedikit, Prestasi atau Manipulasi

Gambar
  Tentu suatu kebanggan jika daerah kita disebut daerah yang jumlah penduduk miskinnya paling sedikit se-Indonesia. Tapi bagaimana realitanya, tentu masih bisa diperdebatkan. Pertanyaannya? Bagaimana BPS menakar, kadar kemiskinan suatu daerah? Jika bertolak dari penghasilan rata-rata harian di atas 2 dolar baru disebut penduduk itu bebas miskin? Apakah setiap daerah bisa disama ratakan?..... Misalnya kadar uang 10 ribu di Pulau Jawa dengan di Pulau Kalimantan tentu berbeda. Di Kalimantan, jika kita makan di warung kaki lima harga rata-rata makan+minum untuk 1 orang 1x makan paling murah 15 ribu. Artinya? Jika tetap ingin bisa bertahan hidup di Kalimantan minimal penghasilan perhari 50 ribu, jika dibawah itu anda pasti akan kesulitan... Atau bisa dikatakan anda miskin. Ini artinya hidup di Kalimantan 4 dolar perhari itu masih miskin. Data BPS ini penting diperdebatkan, karena menyangkut psikologis orang yang mendengarkan kabar ini. Dengan informasi demikian seolah-ola

Tersesatku di Refleksi Lingkungan Hidup

Tiba-tiba telpon genggamku berdering, diujung telpon ternyata seorang sahabat yang mengajak ketemu dan diskusi di rumah makan dekat tempat tinggalku. Tanpa bertanya lagi aku mengiyakan untuk bertemu. Beberapa saat kemudian aku meluncur menemui sahabatku, itu. Setibanya, aku sempat tidak percaya, ternyata pertemuan itu cukup formal, dimana sahabatku itu merupakan salah satu pembicaranya. Semula aku sudah mau berbalik arah, tapi setelah membaca tema acara tentang Refleksi Lingkungan Hidup 2011 di daerahku. Hmm... Melihat materi pembicaraan yang menarik, aku memilih bertahan. Karena aku memang menyukai hal-hal yang berkaitan lingkungan hidup. Selain karena bidang pengetahuan yang sedikit memadai, aku juga prihatin tentang kerusakan lingkungan yang seolah tidak berujung. Satu per satu pembicara bergantian memaparkan tetang lingkungan hidup dari berbagai sudut pandang, sesuai kompetensinya masing-masing. Ketika dibuka sesi diskusi, aku tidak menyianyiak