BPS: Kalimantan Penduduk Miskinnya Sedikit, Prestasi atau Manipulasi


 


Tentu suatu kebanggan jika daerah kita disebut daerah yang jumlah penduduk miskinnya paling sedikit se-Indonesia. Tapi bagaimana realitanya, tentu masih bisa diperdebatkan. Pertanyaannya? Bagaimana BPS menakar, kadar kemiskinan suatu daerah?

Jika bertolak dari penghasilan rata-rata harian di atas 2 dolar baru disebut penduduk itu bebas miskin? Apakah setiap daerah bisa disama ratakan?..... Misalnya kadar uang 10 ribu di Pulau Jawa dengan di Pulau Kalimantan tentu berbeda. Di Kalimantan, jika kita makan di warung kaki lima harga rata-rata makan+minum untuk 1 orang 1x makan paling murah 15 ribu. Artinya? Jika tetap ingin bisa bertahan hidup di Kalimantan minimal penghasilan perhari 50 ribu, jika dibawah itu anda pasti akan kesulitan... Atau bisa dikatakan anda miskin. Ini artinya hidup di Kalimantan 4 dolar perhari itu masih miskin.

Data BPS ini penting diperdebatkan, karena menyangkut psikologis orang yang mendengarkan kabar ini. Dengan informasi demikian seolah-olah dapat disimpulkan warga Kalimantan itu kaya-kaya, padahal belum tentu kebenarannya.

Memang diakui Kalimantan kaya akan hasil alamnya. Tapi pernahkah kita tahu, siapa pemilik dari perusahaan-perusahaan besar itu, dan berapa banyak penduduk lokal yang bisa bekerja disitu? Jawabannya bukan orang Kalimantan tapi orang asing atau orang dari luar Kalimantanlah yang menikmati kekayaan itu. Rata-rata 20% hasil bumi daerah, ternyata hanya dikuasai 3% dari penduduk setempat. Artinya 'kue' yang besar hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Tentu ini menyebabkan jurang kesenjangan sosial yang cukup tinggi. Itulah realita hidup di Kalimantan, daerah kaya tapi penduduk setempat belum tentu tidak banyak miskinnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir Banua Berlanjut, Pembangunan Berkelanjutan Terabaikan

Pemko Layani 335 Pengaduan Online, Akbar Rahman : Banyaknya Pengaduan Bukan Standar Baiknya Layanan Publik